Jumat, 16 Januari 2009

Islam and the Music

Memang banyak yang beranggapan bahwa Islam melarang musik atau bermusik, padahal yang paling mudah saja bisa kita lihat ketika seorang muslim mempelajari ilmu tadjwid (ilmu membaca Al-Qur'an) maka kita akan sekaligus mengenal ilmu musik yg berasal dari Islam atau memanggil umat Islam (adzan) untuk menjalankan sholat menjadi terasa indah ditelinga umatnya semua itu dilakukan dengan nyanyian yg melodius.

Lalu kalau dilihat didalam buku Kultur Islam yang menjelaskan tentang Sejarah Perkembangan Kebudayaan dan ilmu Pengetahuan Islam dan Pengaruhnya dalam Dunia Internasional. Dalam Islam Al Qur'an adalah sumber & ilham dari musik. Contohnya seorang penyanyi tenor solo yang tiada bandingannya di Eropa pd abad ke 19 M, dia menyanyi dengan indahnya dalam sebuah pertunjukan sandiwara Meyerbeer berlakon Hugenoten. Dalam pertunjukan tsb sang penyanyi tenor dapat membius penonton dgn suaranya yg begitu menyayat hati. Hal tsb bisa terjadi stlh dia mendengar dan terinspirasi dari suara seorang muslim yg tengah membaca ayat suci Al Qur'an surah Al Fatehah ketika sang penyanyi tenor mengunjungi suatu dusun Mesir di Syracusa.

Semangat pasukan nabi Muhammad SAW bisa lebih berkobar ketika perang Uhud pada 625 M, dan 3 kali pasukan Nabi dapat memukul mundur sekaligus mengalahkan pasukan kaum Qureish, dengan bantuan nyanyian perang yang dikumandangkan oleh Hindun seorang wanita kesatria Muslimat sekaligus yang memimpin nyanyian perang tsb.

Dibuku tsb dijelaskan pula bagaimana Islam memberi ilham dan menuntun musik Eropa pada abad 10 M. Teori musik yang mengandung element Persia dan Byzantium diperoleh seorang ahli musik Islam bernama Ibnu Misdjah (705 - 714M) dimana element tsb mempengaruhi musik Eropah pd saat itu.

Ada juga seorang teoritikus musik Islam Safi al-Din Abd Al-Mukmin pada tahun 1290 M melahirkan teori musik yang dikenal di Eropa dengan nama Systematist Theory. Setelah ada teori tersebut maka terciptalah sistem perempat suara (Quarter Tone). Hingga saat ini teori tsb masih digunakan.

Dalam Musik Islam dikenal dua jenis musik yaitu vocal & Instrumental.
Musik vocal atau jenis nyanyian diantaranya :
Qasidah = curahan kalbu, Qit'a = fragment, Ghazal = love song dan yang populer pada saat itu adalah Mawal = song of beauty. Jenis nyanyian ini sampai juga ke Indonesia. Sedangkan yg dikenal di Eropa adalah jenis nyanyian Zajal & Muwashash

Musik Instrumental
Pada abad ke XIV Mesir telah memiliki Band Musik Militer dengan memainkan alat musik Buq (semacam terompet), Naqqara (musik pukul), Tambur dan Kasa (semacam simbal). Para ahli musik Islam menciptakan banyak alat musik seperti alat musik tiup Zamr, alat musik petik Al-Ud, Chang, Rabab dll. Para pencipta alat musik Islam yang terkenal yaitu : Al-Kindi (874 M), Al-Farabi (950 M), Al-Khawarizmi (1000 M), Ikhwan al-Safa (1000 M). alat alat musik yang mereka ciptakan tsb kini masih tersimpan di Museum di beberapa negara Eropa. Orang Islam pertama yg menulis tentang teori musik adalh Yunus Al-Khatib, dari dialah kebanyakan para penulis penulis musik Eropa mendapat keterangan2 berharga tentang musik yg indah yg berdasarkan pada ketuhanan.

Pada abad 13 M merupakan abad kesempurnaan musi Islam dan didirikanlah Sekolah Musik yg cukup terkenal oleh Safi al-Din Abd al-Mu'min. Teori teori musiknya yg sempurna dan termashur adalah buku Syarafiya dan buku Modus Music (Book of Musical Modes).

Pada tahun 1957, di Mesir, sebuah Orkes Symphony yang dipimpin oleh Muhammad Abdul Wahhab (seorang Profesor Musik Cairo) mengiringi paduan suara (koor) yang menyanyikan lagu berjudul "Allohu Akbar", dimana lagu ini memberikan semangat kepada para pejuang Mesir dalam melawan tentara Inggris, Perancis dan Israel dalam pertikaian Terusan Suez.

Semenjak perkembangan musik tumbuh dalam Islam, musik tidak pernah terlepas dari tuntunan Agama. Ia tumbuh dgn siraman dan pupuk ketuhanan yg terdapat dalam Islam. Dalam Islam musik yg tercipta adalah suatu yang indah dan untuk membahagiakan umat manusia. Dalam Islam penyanyi, penari maupun musisi memainkan musik atau bernyanyi dengan ilham dan tujuan suci, bahwa musik/lagu digunakan untuk manusia selain sebagai hiburan, musik/lagu juga mempunyai rasa dan pengertian keTuhanan didalamnya. Musik, lagu dan seni bisa menjadi surga sekaligus neraka yg diciptakan oleh manusia itu sendiri tergantung bagaimana manusia itu menempatkan dan dimana musik, lagu dan seni itu digunakan.

referensi:

Buku Kultur Islam, Dr. Oemar Amin Hoesin, 1964

Tidak ada komentar:

Posting Komentar