Jumat, 16 Januari 2009

Sistem Pendidikan Finlandia

SISTEM PENDIDIKAN FINLANDIA
"Saya kira tidak ada siswa pintar dan siswa bodoh.
Yang ada adalah siswa yang belajar dengan cepat dan siswa yang agak lambat."

SAMPSA VUORIA, guru di Torpparinmaki Comprehensive School, Finlandia

Ada yang membaca Kompas edisi Senin 12 November 2007,khususnya halaman 38? Di halaman itu ada separo halaman berisi berita yang sangat menarik mencengangkan. Nah, jika Anda melewatkan sebuah berita tentang pendidikan dengan judul "Belajar dari Sistem Pendidikan Finlandia", Anda boleh merasa sayang.Berita tersebut sungguh mencengangkan saya. Meskipun kita pernah mendengar bahwa Finlandia adalah sebuah negara yang sistem pendidikannya paling unggul di seluruh dunia, namun berita yang ingin saya ringkaskan ini tetap menarik untuk kita camkan.

Pertama, rumusan Vuorio yang saya kutip di tulisan paling atas itu menunjukkan betapa penting mengubah paradigma kita tentang anak-anak kita yang sedang belajar di sekolah. Jika kita tak mampu mengubah soal pintar-bodoh ini ya celakalah kita--dan celaka pula anak-anak kita. Setiap manusia itu unik, tidak ada yang sama. Masing-masing punya kekhasannya sendiri-sendiri.Jika anak-anak itu diseragamkan--terutama pikiran dan keinginannya--muncullah kemudian cap bodoh dan pintar itu. Padahal,anak-anak kita memiliki potensi yang luar biasa biasa. Potensi itu tidak harus dikaitkan dengan matematika, bahasa, atau yang lainnya.

Kedua, di Finlandia tetap ada Ujian Nasional (UN). Tapi perhatikan yang satu ini: "Untuk mengevaluasi sistem pendidikannya, Pemerintah Finlandia menggelar UN. Namun, UN ini tidak diikuti oleh semua siswa dan tidak untuk semua mata pelajaran setiap tahunnya. ’Kami mengambil secara acak siswa yang mengikuti UN. Hasilnya hanya kami gunakan untuk mengevaluasi sistem pendidikan kami, bukan untuk menentukan kelulusan. Soal penilaian atau kelulusan itu urusan sekolah," kata Leo Pahkin, konselor pendidikan dari badan Pendidikan Nasional Finlandia. Betapa primitifnya kita ya yang masih mati-matian menggelar UN?

Ketiga, Finlandia mampu mengintegrasikan dunia pendidikan, riset, dan industri. Pemaduan ini telah mengubah Finlandia yang ekonominya semula ditopang hasil hutan dan pertanian menjadi negara industri berbasis teknologi tinggi. Di Finlandia ada sebuah lembaga bernama Tekes. Lembaga ini bertugas mendanai penelitian dan mempromosikan inovasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi. Hasil riset kemudian dimanfaatkan oleh industri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar